Resensi Buku Non Fiksi

I.                    Identitas Buku
A.     Nama Pengarang      :  Ir. H. Rahmat Rukmana
C.     Penerbit                      : Kanisius
E.      Tebal                           : 76 halaman
F.      Ukuran Buku              : 148x210x0 mm
G.     Cover Buku                : Perkebunan melati dengan dua buah gambar melati dalam skala besar dan tulisan judul buku bewarna orens dan putih.

II.                 Sistematika Penulisan (Daftar Isi)
Bab 1            Pendahuluan
Bab 2            Mengenal Tanaman Melati
Bab 3            Syarat Tumbuh Tanaman Melati
Bab 4            Pembibitan Tanaman Melati
Bab 5            Tata Laksana Budidaya Melati
Bab 6            Budidaya Melati Dalam Pot
Bab 7            Hama dan Penyakit
Bab 8            Panen dan Pascapanen Bunga Melati
Bab 9             Analisis Usaha Tani Melati


III.               Ide Pokok dalam Kata Pengantar
Wilayah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman sumberdaya hayati, baik yang terdapat di darat, laut maupun udara. Keanekaragaman flora dan faunanya tersebar di ketiganya. Keanekaragaman flora dan fauna tersebut mendorong pada peneliti dan pecinta alam datang ke Indonesia untuk meneliti dan mengeksplor flora dan fauna yang belum diketahui masyarakat.
Melati merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Ada beberapa orang yang mempercayai apabila seseorang yang mengalami pusing cukup menghirup wangi bunga melati dapat menentramkan pikirannya. Kandungan kimia pada bunga melati yaitu indol, benzyl, livalylacetal dipercaya dapat mengobati penyakit seperti sakit kepala, sesak napas, demam, kelebihan asi dan sakit mata.
Mengingat kegunaan bunga melati yang semakin luas dan memasyarakat maka pada hari Lingkungan Hidup Sedunia, tanggal 5 Juni 1990, Presiden Soeharto menetapkan Bunga Melati sebagai “Puspa Bangsa”. Jenis melati yang dimaksud adalah Jasminum sanbac atau yang sering disebut dengan melati putih.
Sampai saat ini varietas melati yang ditanam petani cukup beragam dan belum tersedia varietas yang unggul. Jawa timur merupakan salah satu sentra produksi dan sebagai pemasok bibit melati di Indonesia
Bunga melati putih merupakan tumbuhan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia dan umumnya bagi dunia.

IV.              Ringkasan Buku
Tingginya nilai ekonomi komoditas holtikultura dijadikan sumber pendapatan Negara di dunia, termasuk di Asia. Tanaman hias dan hasilnya berupa bunga termasuk kelompok komoditas holtikultura yang mempunyai prospek cerah bila dikembangkan secara intensif dan komersial. Permintaan pasar dunia akan bunga cenderung meningkat tiap tahunnya.
Di Indonesia pengembangan usaha tani melati skala komersial mempunyai prospek cerah dan peluang pasarnya bagus. Nilai ekonomi bunga melati semakin dibutuhkan dalam kehidupan maju seperti bahan baku industri minyak wangi, kosmetik, teh , sabun, tinta, dan lain sebagainya. Hal tersebut mampu dimanfaatkan dengan baik di Indonesia karena potensi sumber daya lahan amat luas dan agroekologinya cocok untuk tani melati.
Ada 200 jenis melati di dunia namun baru sekitar 9 jenis melati yang umum dibudidayakan yaitu melati hutan ( J. multiflorum), melati putih ( J. sambac ), melati raja ( J. rex ), J.parkeri ,   J. mensy , J. revolutum , melati Casablanca ( J. officinalle) , melati Australia ( J. simplicifolium) , dan melati hibrida. Serta terdapat 8 jenis melati potensial untuk dijadikan tanaman hias. Yaitu J. humile, J. azoricum, J.angulare, J. nitidum , J. fruticans , J. undulatum , J. gracilinum, dan J. polyantum French.
Tanaman melati dapat tumbuh dan produksi dengan baik di dataran rendah sampai dengan dataran tinggi pada ketinggian 0-1.600 meter di atas permukaan laut. Dengan suhu siang hari 280C – 360C dan suhu pada malam hari 240C – 300C, kelembapan udara 50% - 80% , cukup mendapat sinar matahari, curah hujan 112 mm – 119 mm/bulan denngan 6 – 9 hari hujan/bulan. Serta bertipe iklim C1 yang umumnnya mempunyai 2 - 3 bulan kering dan 5 – 6 bulan basah.
Tanaman melati membutuhkan tanah yang berekstur pasir smpai liat, aerasi dan drainasenya baik, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, dan reaksi tanah (pH) agak masam sampai netral (pH 5 – 7) serta keadaan air tanah mencukupi. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organic seperti kompos, kotoran ternak, humus, sekam, dan lain-lain.
Pembibitan tanaman melati dimaksudkan memproduksi bahan tanaman hingga menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan. Secara alami tanaman melati sulit diperbanyak dengan biji. Oleh karena itu pembibitan umumnya dilakukan secara vegetative, yakni dengan setek batang atau cabang perundukan ( layering ) atau cangkok. Keuntungan pembibitan secara vegetatif yaitu dapat dihasilkan jumlah bibit yang banyak dan pertumbuhannya relative seragam serta hasil bunganya sama dengan induknya.
Tata laksana budidaya melati yang pertama harus dilakukan adalah penyiapan lahan, dapat di lahan kebun khusus maupun di pekarangan. Yang kedua yaitu cara penanaman, yang ketiga yaitu cara pemeliharaan tanaman yang meliputi pengairan, penyulaman, penyiangan dan penggemburan tanah, pemupukan, pemangkasan, penggunaan zat perangsang pembuangan, dan perlindungan tanaman.
Tanaman melati juga dapat diserang hama dan penyakit antara lain ulat palpita- yang menyerang daun, penggerek bunga- menyerang bunga melati yang masih kuncup, thrips- hama ini menyerang kuncup daun muda, sisik pseudococcus- menyerang batang dan tunas melati, penyakit hawar daun- cendawan jamur, dan lain sebagainya.
Tanaman melati mulai berbunga pada umur 7-12 bulan setelah tanam. Panen bunga melati dapat dilakukan sepanjang tahun secara berkali-kali sampai umur tanaman 5-10 tahun, tergantung pada pemeliharaan dan kesuburan tanah. Setiap tahun masa berbunga melati umumnya berlangsung selama 12 minggu ( 3 bulan ).
Ciri-ciri bunga melati yang sudah saatnya di panen adalah ukuran kuntum bunga sudah besar ( maksimal), dan masih kuncup , atau setengah mekar. Cara panen bunga melati adalah dengan petik pilih dari kumpulan bunga yang telah memenuhi persyaratan laik petik. Pemetikan dilakukan dengan tangan secara hati-hati agar tidak merusak kuntum bunga lain yang belum laik dipanen pada tangkai yang sama.  

V.                 Analisis Buku
A.     Kualitas Isi Buku
Baik. Sampul dan kertasnya masih bagus.
B.     Bahasa yang Digunakan
Singkat dan jelas
C.     Sistematika Penulisan
Teratur
D.    Manfaat Positif dari Isi Buku
-Menambah pengetahuan tentang tanaman melati
-Menambah pengetahuan cara membudidayakan melati
E.      Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan :
Melati merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Di Indonesia pengembangan usaha tani melati skala komersial mempunyai prospek cerah dan peluang pasarnya bagus. Nilai ekonomi bunga melati semakin dibutuhkan dalam kehidupan maju seperti bahan baku industri minyak wangi, kosmetik, teh, sabun, tinta, dan lain sebagainya. Hal tersebut mampu dimanfaatkan dengan baik di Indonesia karena potensi sumber daya lahan amat luas dan agroekologinya cocok untuk tani melati.

Saran :
Untuk meningkatkan pendapatan baik bagi petani maupun Negara Indonesia sendiri, seharusnya petani Indonesia mencoba untuk membudidayakan bunga melati ini.

Komentar

Postingan Populer