Rumah Melayu Tradisional dan Modern

Rumah Melayu Tradisional
Rumah Belah Bubung (Rumah Tradisional Melayu di Kepulauan Riau)
1. Asal-Usul
Kepulauan Riau merupakan salah satu satu provinsi di Indonesia. Daerah ini merupakan gugusan pulau yang tersebar di perairan selat Malaka dan laut Cina selatan. Keadaan pulau-pulau itu berbukit dengan pantai landai dan terjal. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan petani. Sedangkan agama yang dianut oleh sebagian besar dari mereka adalah Islam.
Kondisi alam dan keyakinan masyarakat Kepulauan Riau sangat mempengaruhi pola arsitektur rumahnya. Pengaruh alam sekitar dan keyakinan dapat dilihat dari bentuk rumahnya, yaitu berbentuk panggung yang didirikan di atas tiang dengan tinggi sekitar 1,50 meter sampai 2,40 meter. Penggunaan bahan-bahan untuk membuat rumah, pemberian ragam hias, dan penggunaan warna-warna untuk memperindah rumah merupakan bentuk adaptasi terhadap lingkungan dan ekpresi nilai keagamaan dan nilai budaya.
Salah satu rumah untuk tempat tinggal masyarakat Kepulauan Riau adalah rumah Belah Bubung. Rumah ini juga dikenal dengan sebutan rumah Rabung atau rumah Bumbung Melayu. Nama rumah Belah Bubung diberikan oleh orang Melayu karena bentuk atapnya terbelah. Disebut rumah Rabung karena atapnya mengunakan perabung. Sedangkan nama rumah Bubung Melayu diberikan oleh orang-orang asing, khususnya Cina dan Belanda, karena bentuknya berbeda dengan rumah asal mereka, yaitu berupa rumah Kelenting dan Limas.
Nama rumah ini juga terkadang diberikan berdasarkan bentuk dan variasi atapnya, misalnya: disebut rumah Lipat Pandan karena atapnya curam; rumah Lipat Kajang karena atapnya agak mendatar; rumah Atap Layar atau Ampar Labu karena bagian bawah atapnya ditambah dengan atap lain; rumah Perabung Panjang karena Perabung atapnya sejajar dengan jalan raya; dan rumah Perabung Melintang karena Perabungnya tidak sejajar dengan jalan.
Besar kecilnya rumah yang dibangun ditentukan oleh kemampuan pemiliknya, semakin kaya seseorang semakin besar rumahnya dan semakin banyak ragam hiasnya. Namun demikian, kekayaan bukan sebagai penentu yang mutlak. Pertimbangan yang paling utama dalam membuat rumah adalah keserasian dengan pemiliknya. Untuk menentukan serasi atau tidaknya sebuah rumah, sang pemilik menghitung ukuran rumahnya dengan hitungan hasta, dari satu sampai lima. Adapun uratannya adalah: ular berenang, meniti riak, riak meniti kumbang berteduh, habis utang berganti utang, dan hutang lima belum berimbuh. Ukuran yang paling baik adalah jika tepat pada hitungan riak meniti kumbang berteduh.

1. Asal-Usul
Rumah Lancang atau Pencalang merupakan nama salah satu Rumah tradisional masyarakat Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia. Selain nama Rumah Lancang atau Pencalang, Rumah ini juga dikenal dengan sebutan Rumah Lontik. Disebut Lancang atau Pencalang karena bentuk hiasan kaki dinding depannya mirip perahu, bentuk dinding Rumah yang miring keluar seperti miringnya dinding perahu layar mereka, dan jika dilihat dari jauh bentuk Rumah tersebut seperti Rumah-Rumah perahu (magon) yang biasa dibuat penduduk. Sedangkan nama Lontik dipakai karena bentuk perabung (bubungan) atapnya melentik ke atas.
Rumah Lancang merupakan Rumah panggung. Tipe konstruksi panggung dipilih untuk menghindari bahaya serangan binatang buas dan terjangan banjir. Di samping itu, ada kebiasaan masyarakat untuk menggunakan kolong rumah sebagai kandang ternak, wadah penyimpanan perahu, tempat bertukang, tempat anak-anak bermain, dan gudang kayu, sebagai persiapan menyambut bulan puasa. Selain itu, pembangunan Rumah berbentuk panggung sehingga untuk memasukinya harus menggunakan tangga yang mempunyai anak tangga berjumlah ganjil, lima, merupakan bentuk ekspresi keyakinan masyarakat.
Dinding luar Rumah Lancang seluruhnya miring keluar, berbeda dengan dinding dalam yang tegak lurus. Balok tumpuan dinding luar depan melengkung ke atas, dan, terkadang, disambung dengan ukiran pada sudut-sudut dinding, maka terlihat seperti bentuk perahu. Balok tutup atas dinding juga melengkung meskipun tidak semelengkung balok tumpuan. Lengkungannya mengikuti lengkung sisi bawah bidang atap. Kedua ujung perabung diberi hiasan yang disebut sulo bayung. Sedangkan sayok lalangan merupakan ornamen pada keempat sudut cucuran atap. Bentuk hiasan beragam, ada yang menyerupai bulan sabit, tanduk kerbau, taji dan sebagainya.
Keberadaan Rumah Lancang, nampaknya, merupakan hasil dari proses akulturasi arsitektur asli masyarakat Kampar dan Minangkabau. Dasar dan dinding Rumah yang berbentuk seperti perahu merupakan ciri khas masyarakat Kampar, sedangkan bentuk atap lentik (Lontik) merupakan ciri khas arsitektur Minangkabau. Proses akulturasi arsitektur terjadi karena daerah Kampar merupakan alur pelayaran, Sungai Mahat, dari Lima Koto menuju wilayah Tanah Datar di Payakumbuh, Minangkabau. Daerah Lima Koto mencakup Kampung Rumbio, Kampar, Air, Tiris, Bangkinang, Salo, dan Kuok. Oleh karena Kampar merupakan bagian dari alur mobilitas masyarakat, maka proses akulturasi merupakan hal yang sangat mungkin terjadi. Hasil dari proses akulturasi tersebut nampak dari keunikan Rumah Lancang yang sedikit banyak berbeda dengan arsitektur bangunan di daerah Riau Daratan dan Riau Kepulauan.
  
Balai Salaso Jatuh
Balai salaso jatuh adalah bangunan seperti rumah adat tapi fungsinya bukan untuk tempat tinggal melainkan untuk musyawarah atau rapat secara adat. Sesuai dengan fungsinya bangunan ini mempunyai macam-macam nama antara lain : Balairung Sari, Balai Penobatan, Balai Kerapatan dan lain-lain. Bangunan tersebut kini tidak ada lagi, didesa-desa tempat musyawarah dilakukan di rumah Penghulu, sedangkan yang menyangklut keagamaan dilakukan di masjid.
Balai Salaso Jatuh mempunyai selasar keliling yang lantainya lebih rendah dari ruang tengah, karena itu dikatakan Salaso Jatuh. Semua bangunan baik rumah adat maupun balai adat diberi hiasan terutama berupa ukiran.

Puncak atap selalu ada hiasan kayu yang mencuat keatas bersilangan dan biasanya hiasan ini diberi ukiran yang disebut Salembayung atau Sulobuyung yang mengandung makna pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Rumah Limas adalah rumah tempat tinggal yang   Struktur dan Konstruksi dari Kayu dengan penutup atap berbentuk Limas.
Rumah limas memiliki bentuk dan ornamen yang bervariasi.  Setiap rumah memiliki satu bentuk ornamen yang berbeda dengan rumah limas lainnya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Dalam Setiap Bentuk yang di buat dalam bangunan memiliki kandungan pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan khas adat melayu riau.
untuk penggunaan Balok Lantai (struktur atas)  Pada rumah limas.. masih kokoh meski telah melewati waktu yang lama.
Bentuk jendela yang beraneka ragam dan memiliki makna yang terkandung pada tiap-tiap bentuk yang dihasilkan.
Bentuk-bentuk rumah limas yang terdapat pada kawasan kab. kampar riau.


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Rumah Melayu Modern
RUMAH MELAYU MODERN, PUSAT BUDAYA MELAYU VIRTUAL

Lengkung tinggi di bagian depan bangunan dibuat dari batu putih ukir buatan Muntilan. Proses pembuatan batu ukir ini cukup rumit, karena dibuat dari batu alam yang diukir dengan tangan. Ukiran pada kaki lengkung bermotif ‘Awan Larat’, dan pada bagian lengkung diukir kaligrafi Surat Al A’raf ayat 96 yang artinya “Dan sekiranya penduduk negeri ini beriman dan bertakwa, pasti Kami akan berikan berkah dari langit dan bumi”.
Di atas atap teras dibuat taman kecil. Teritisan teras (di bawah jajaran pot) dihias dengan ‘lebah bergantung’ motif “Bunga Jatun”. ‘Selembayung’ dan ‘bidai’ di atas genteng memakai ukiran “Kaluk Paku” dan “Awan Larat”. Lobang angin di atas jendela ditutup dengan ukiran kerawang (tebuk) bermotif “Kuntum Menjalar”, sedangkan bagian atas jendela bendul jendela dihias dengan ukiran “Kaluk Paku”.
Dari ruang tamu, terdapat selasar menuju ke ruang pertemuan di bagian belakang. Di samping selasar ini terdapat taman, kolam, dan balai ‘apung’ di atas kolam. Balai terapung ini digunakan untuk duduk-duduk menikmati teh, beristirahat sambil mendengarkan suara gemericik air dan mengamati ikan yang berenang hilir mudik di kolam.
Di sebelah timur selasar dan balai terapung terdapat ruang pertemuan besar, berisi berbagai benda budaya Melayu dan buku-buku tentang Melayu. Ruang ini berfungsi untuk menerima tamu, rapat, dan menyelenggarakan berbagai acara. Ruang pertemuan ini dikelilingi kaca pada bagian timur dan utara, serta terbuka pada sisi selatan dan barat, sehingga pemandangan terbuka ke udara bebas dan taman luas di bagian belakang bangunan.
Halaman belakang, teduh dan hijau dengan rumput dan berbagai tanaman bunga. Pada bagian kiri tampak tangga menuju taman di atas, yang merupakan atap dari gudang basement (tampak bagian atas pintu basement di samping tangga)
Di halaman belakang terdapat sebuah bangunan kecil berbentuk rumah panggung. Pada rumah Melayu asli, bujang (perjaka) yang sudah dewasa tinggal di bagian terpisah dari rumah, yang disebut dengan ‘rumah bujang’. Jika pada bangunan asli Melayu bagian bawah (kolong) bangunan digunakan untuk menyimpan perahu atau ternak, pada rumah Melayu modern ini kolong bangunan digunakan sebagai garasi mobil.
Di atas atap ruang pertemuan terhampar ‘taman atap’ (roof garden). Di taman atap ini terdapat gazebo dengan arsitektur Melayu, kolam, berbagai tanaman berbunga, dan tanaman-tanaman buah yang selalu berbuah lebat (mangga, jambu, nangka, jeruk, rambutan). Tanaman buah ini ditanam dalam drum, dan tingginya tidak sampai 2 meter, sehingga buah-buah bisa dipetik dengan mudah.
Taman atap dengan berbagai tanaman bunga dan buah. Pada malam hari, jika langit cerah bisa duduk-duduk sambil menikmati bulan dan bintang dari tempat ini.
Gazebo di taman atap, nyaman untuk bekerja. Lokasi ini memiliki hot spot, sehingga dari gazebo ini bisa surfing ke seluruh dunia.
Di lantai atas rumah Melayu terdapat 5 buah ruangan, musholla, dan pantry. Terdapat juga mezanin seluas 5×6 meter persegi. Dari mezanin ini terdapat sebuah balkon yang memberikan pandangan bebas ke taman atap. Sebagaimana ruangan-ruangan lain, lantai atas juga dihias dengan ukiran khas Melayu.

Rumah Modern Minimalis
Dirancang dan dibangun dengan desain mewah rumah modern minimalis ini membawa sentuhan kemewahan dan kenyamanan dalam mode minimalis kontemporer. Terletak di Toronto, tepatnya Bridle Path Residence. Desain rumah mewah ini banyak menggunakan material dari kaca dan kayu bersama dengan interior dan dipoles menyapu permukaan sehingga menambah gaya trendi, bersih dan moderen. Rumah modern denagn desain interior moderen minimalis ini juga banyak memanfaatkan cahaya alami dalam setiap ruang sehingga berkesan luas dan nyaman. Rumah mewah ini juga dilengkapi dengan lapangan basket dalam ruangan yang modern.


Rumah Modern


Berbasis di Santander / Spanyol, rumah ini dirancang oleh arsitek dari A-CERO. Ini sq 2.204 m. fitur rumah kamar semua kemungkinan yang diperlukan untuk gaya hidup kontemporer. Ada garasi, cuci, dapur, beberapa kamar mandi, dapur, ruang makan, kantor, ruang permainan, perpustakaan kecil dengan bioskop rumah, 2 anak kamar tidur dan kamar tidur utama dengan berjalan-di lemari pakaian. Rumah ini terletak di plot persegi panjang yang menyimpang, dengan gradien sekitar 1 dalam 3 dan mencakup 2.204 m2. Plot berbatasan di selatan dengan akses jalan, di sebelah utara dan timur oleh properti lain dan barat dengan jalur pejalan kaki. Proyek ini berkembang, yang mencakup sekitar melalui satu set dari 3 volume persegi panjang yang sangat sederhana, sebuah pusat membujur besar inti dari yang dua orang lain menonjol, miring sedikit ke barat dan matahari terbenam, satu di lantai dasar dan yang kedua, perumahan kamar tidur utama di lantai atas. Fokus dari desain adalah untuk memaksimalkan pandangan dari sungai Miera ke Selatan.



Komentar dan Saran :
Rumah melayu tradisional dengan rumah melayu modern sangat berbeda jauh. Dilihat dari gambarnya saja sudah kelihatan jelas. Dilihat dari beberapa contoh rumah modern, bangunannya selalu terdiri dari kaca-kaca, baik digunakan untuk jendela maupun untuk dinding. Bila dilihat dari pemakaian warnanya rumah modern identik menggunakan warna abu-abu atau warna yang agak gelap, putih, dan coklat. Sedangkan rumah tradisional memakai warna yang sangat bervariasi dan identik dengan warna cerah seperti kuning, hijau,merah,dll. Atap rumah tradisional selalu berbentuk segitiga/limas yang terbuat dari seng,genteng,atau tanah liat. Atap rumah modern bisa dibilang tak berbentuk karna tergantung selera pemilik rumah, atapnya pun hanya terbuat dari semen-semen/tembok. Tapi intinya bila dipandan mata lebih senang melihat dan mem[unyai rumah melayu modern.

Komentar

Postingan Populer